Future Edge
- Kategori : Entrepreneurship
- Published on Tuesday, 05 April 2016 07:19
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Salah
 satu tantangan terbesar bagi dunia pendidikan adalah bagaimana mendidik
 anak kita untuk bisa menjadi unggul di jaman yang kita belum tahu 
kondisinya sekian puluh tahun yang akan datang. Teknologi apa yang ada 
saat itu ?, pekerjaan jenis baru seperti apa yang akan ada dan yang akan
 menghilang ?, bagaimana kondisi lingkungan mereka nanti ? dlsb.dlsb. Di
 dunia startup, kita dilatih untuk membayangkan hidup di masa depan ini.
 Bagi yang bisa memvisualisasikannya dengan sangat jelas dan menyusun 
langkah menyongsong kedatangannya – itulah para entrepreneur yang 
visioner.
Inilah
 jaman dimana para perencana masa depan yang visioner akan memperoleh 
tempat terbaiknya. Mereka bukan pemimpi yang hanya bisa menggagas ide, 
tetapi mereka merintis jalan untuk bener-bener meng-implementasikannya.
Ide
 itu murah, tetapi yang mahal adalah ide yang diimplementasikan di 
lapangan dan berevolusi bersamaan dengan waktu. Bentuk akhirnya bisa 
jadi sangat berbeda dengan yang kita bayangkan, tetapi perjalanan menuju
 kesana tidak ujug-ujug.
Saat
 ini misalnya kami sedang bereksperimen dengan apa yang kami sebut Life 
In The Future, di Startup Center Indonesia – Depok. Apa yang kami bisa 
visualisasikan dengan sangat jelas untuk masa depan saat itu ? berikut 
diantaranya.
Pastinya
 penduduk dunia terus bertambah, sedangkan dipastikan juga luas lahan 
yang tersedia di muka bumi tidak bertambah. Yang masih bersifat 
kemungkinan adalah produktifitas lahan untuk pertanian, bisa naik atau 
bahkan juga bisa sebaliknya turun.
Melihat
 kondisi lahan-lahan pertanian yang ada di negeri ini selama 70 tahun 
terakhir, kami cenderung berpendapat bahwa produktifitas lahan pertanian
 kita akan turun – kecuali ada langkah-langkah baru yang luar biasa. 
Bila sesuatu yang luar biasa ini tidak ada yang menempuhnya, maka akan 
ada problem besar di negeri ini di bidang pangan – dan juga sangat 
mungkin problem yang sama ada di belahan dunia lain.
Dimana
 ada problem besar, disitu ada peluang besar – when there is pain, there
 is an opportunity. Dari exercise Life In The Future inilah kemudian 
lahir project iGrow – My Own Food yang video documenter singkatnya disaksikan oleh lebih dari 26,000 orang sepekan terakhir, Anda bisa saksikan disini.
Dengan konsep pendekatan yang sama kita membayangkan krisis di dunia pendidikan– maka lahirlah iKuttab. Kita
 membayangkan persaingan yang sangat ketat di dunia pekerjaan, sehingga 
diperlukan skills yang unggul – yang adaptive terhadap perkembangan 
jaman yang berubah dengan sangat cepat – maka lahir pula project SkillsWhiz.
 Tentu
 kami tidak berpretensi bahwa iGrow , iKuttab maupun Skillswhiz adalah 
jawaban final untuk masa depan yang kita belum tahu itu. Itu baru apa 
yang disebut Minimum Viable Product (MVP), dan MVP is not a product – 
It’s a process.
Tentu
 kami tidak berpretensi bahwa iGrow , iKuttab maupun Skillswhiz adalah 
jawaban final untuk masa depan yang kita belum tahu itu. Itu baru apa 
yang disebut Minimum Viable Product (MVP), dan MVP is not a product – 
It’s a process.
Lantas
 akan seperti apa product akhirnya ? kita juga belum tahu, tetapi 
prosesnya-lah yang kami mulai. Ibarat menanam pohon, kami menanam benih –
 setelah itu akan sebesar apa pohon itu , berbuah banyak-kah ? dst – 
kita hanya bisa buat rencana untuk menyirami dan merawatnya.
Dengan
 apa menyirami dan merawat ide-ide startups ? dengan konsep yang kita 
sebut IMAO (Improvise, Modify, Adapt and Overcome). Ketika MVP kita 
menemukan ternyata pasar bereaksi berbeda dengan yang kita duga, maka 
kita harus bisa berimprovisasi.
Ketika
 produk awal kita yang ternyata bermasalah, maka kita akan modify. 
Ketika kita menghadapi environment yang tidak bisa kita pengaruhi, maka 
kita ber-adaptasi. Ketika kita menghadapi tembok atau masalah besar, 
maka kita harus lompati atau atasi (overcome).
Di
 dunia barat orang bisa membuat film science fiction untuk menggambarkan
 bahwa yang akan unggul dalam peperangan masa depan adalah yang bisa 
menempuh perjalanan lintas waktu – mencuri informasi masa depan – untuk 
dapat memenangkan peperangan. Bisa disaksikan diantaranya adalah film Edge of Tomorrow-nya Tom Cruise. 
Di
 kita, meskipun kita tidak tahu persis esuk hari akan seperti apa – 
berita-berita dari masa depan itu berdatangan setiap waktu asal kita mau
 membacanya saja. Bahwa akan ada kerusakan di darat dan di laut yang 
kita saksikan saat ini, beritanya sudah turun lebih dari 1,400 tahun 
lalu (QS 30:41).
Jangankan
 berita masa depan untuk dunia, berita setelah bumi ini tidak ada 
lagi-pun kita diberitahu – kita akan hidup dimana, seperti apa – yang 
semuanya tergantung dari apa yang kita lakukan saat ini. Maka ilmu masa 
depan yang akan menjadi keunggulan kita itu – Future Edge – harus kita 
kuasai. InsyaAllah.
 
Komentar