Bagaimana Inflasi Merenggut Kemakmuran Dari Kita ?
- Kategori : Uang Fiat
- Published on Thursday, 23 August 2012 07:55
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Bila
 Anda memasuki dunia kerja awal tahun 80-an, tahun-tahun ini Anda akan 
memasuki usia pensiun. Tergantung seberapa cemerlang karir Anda, tetapi 
bila Anda masuk kedalam kelompok terbesar dari pekerja di negeri ini – 
maka kemungkinannya Anda merindukan masa-masa awal Anda bekerja dahulu. 
Saat itu gaji Anda masih kecil tetapi terasa cukup, kini gaji Anda sudah
 jauh lebih besar – tetapi terasa semakin tidak cukup. Jangan salahkan 
pasangan hidup Anda, atau beban biaya anak-anak Anda – salahkanlah 
inflasi !.
Selain
 kenaikan biaya hidup karena bertambahnya kebutuhan seperti biaya istri 
dan anak-anak, inflasilah yang sesungguhnya merenggut kemakmuran dari 
jerih payah para pekerja. Ini berlaku di seluruh dunia, tetapi di negara
 yang rata-rata inflasinya tinggi – dampaknya tentu jauh lebih berat 
bagi masyarakatnya.
Untuk
 memahami pengaruh inflasi pada kemakmuran ini, saya ambilkan contoh 
pekerja rata-rata di tiga negara yaitu Indonesia, Amerika dan Singapura.
 Tiga sarjana baru dari masing-masing negara tersebut mulai bekerja pada
 saat bersamaan di tahun 1982. Ketika masuk bekerja yang di Indonesia 
digaji Rp 325,000/bulan; yang di Amerika digaji US$ 520/bulan dan yang 
di Singapura di gaji S$ 1,110/ bulan.
Sepanjang
 karirnya 30 tahun terakhir di masing-masing negara, prestasi mereka 
biasa-biasa saja. Mereka tidak mengalami promosi jabatan yang luar 
biasa. Mereka memperoleh kenaikan gaji yang sama (oleh berbagai sebab) 
yang bila di rata-rata adalah 10% per tahun selama tiga puluh tahun 
terakhir.
Berapa
 masing-masing gaji mereka sekarang ? Yang di Indonesia gaji mereka 
sekarang adalah Rp 5,671,000,- ; yang di Amerika gaji mereka US$ 9,074,-
 dan yang di Singapura gaji mereka adalah S$ 19,370,-. Dengan income 
seperti ini tingkat kemakmuran yang di Indonesia lebih rendah dari yang 
di Amerika dan jauh lebih rendah lagi dari yang di Singapura. Semua gaji
 mereka naik dengan persentase yang sama seperti grafik di bawah, 
mengapa yang satu lebih makmur dari yang lain ?.

Salary at Original Currencies
Itulah
 tingkat inflasi yang membedakannya. Untuk mengukurnya kita bisa gunakan
 timbangan yang adil yang menurut Imam Ghazali hanya ada dua yaitu emas 
(Dinar) atau perak (Dirham). Gaji masing-masing pekerja di tiga negara 
tersebut di tahun 1982 kurang lebih sama bila di konversikan ke Dinar 
yaitu 10 Dinar.
Namun
 setelah mengalami kenaikan gaji pada mata uang masing-masing @ 10 %, 
dampaknya menjadi berbeda ketika mata uang mereka ini dikonversikan ke 
timbangan yang sama yaitu Dinar. Yang bergaji Rupiah, bukannya naik 
malah turun terus sepanjang 30 tahun terakhir. Gaji mereka yang telah 
naik sekitar 17.5 kalinya dalam Rupiah, ternyata ketika dikonversikan ke
 Dinar malah turun tinggal sekitar ¼- nya. Gaji mereka yang 10 Dinar 
tahun 1982, kini tinggal sekitar 2.6 Dinar.
Yang
 bergaji US$ maupun S $ sekarang masing-masing setara dengan 40 Dinar 
dan 69 Dinar. Perhatikan pada grafik dibawah ketika semua penghasilan 
pegawai rata-rata di tiga negara tersebut dikonversikan ke Dinar.

Salary Converted to Dinar
Meskipun
 tingkat kemakmuran yang masih tinggi, ternyata trend kemakmuran di 
Amerika maupun Singapura selama 10 tahun terakhir juga mengalami 
kemunduran – inflasi atau penurunan daya beli uang mereka selama 10 
tahun terakhir rupanya juga berjalan lebih cepat ketimbang 
kenaikan-kenaikan gaji mereka.
Yang
 mengalami dampak penurunan kemakmuran ini tentu bukan hanya masyarakat 
pekerja, kalangan dunia usaha-pun demikian. Bila mereka tidak berhasil 
tumbuh melebihi laju inflasi, maka mereka tidak akan mampu 
memepertahankan kemakmuran seluruh stake holder-nya (termasuk pegawainya) dan size usaha mereka secara riil akan menyusut.
Dengan
 gambaran yang begitu nyata tersebut, adalah naïve bila kita abaikan 
faktor inflasi ini dalam menjaga kemakmuran kita. Dinar atau Dirham 
hanyalah salah satu alat untuk melindungi kemakmuran kita agar tidak 
habis direnggut inflasi, banyak instrument lain yang juga berfungsi sama
 - seperti asset riil yang berputar dengan baik dlsb. Insyaallah.
 
Komentar