Pengertian Ekonomi Konvensional



Judul: Pengertian Ekonomi
Manusia disebut sebagai homoeconomicus, yaitu suatu makhluk yang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Diantara sekian banyak makhluk yang ada di muka bumi ini, manusia termasuk makhluk yang beruntung karena untuk memenuhi kebutuhannya tersebut telah dibekali alat pembantu yang sangat berharga berupa pikiran, sehingga di dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya dapat melakukan tindakan pilihan dari berbagai alternatif yang mungkin dengan pertimbangan untuk memperoleh keuntungan atau manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya[1].

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos dan namos. Oikos berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan nomos berarti aturan, kaidah, atau pengelolaan[2]. Selain oikosnomos ada juga yang menyebut dengan oikonomia yang artinya manajemen urusan rumah tangga, khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan[3].
Menurut Albert L. Meyers, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kebutuhan yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang dan jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas. Pemuas kebutuhan memiliki ciri-ciri terbatas. Kedua aspek itulah yang menurut Lipsey menimbulkan masalah dalam ekonomi, yaitu adanya suatu kenyataan yang senjang karena kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa jumlahnya tak terbatas, sedangkan di lain pihak barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan sifatnya langka ataupun terbatas[4]. Atas dasar demikian, alokasi sumber daya yang tersedia dalam jumlah terbatas menjadi sangat penting dan menjadi pusat perhatian dalam setiap analisis dengan menggunakan ilmu ekonomi[5].
Menurut Samuelson pengertian ilmu ekonomi adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas atau barang-barang yang bermanfaat serta mendistribusikannya kepada semua orang (Economics is the study of how societies use scarce resources to produce valuable commodities and distribute them among diffrent people)[6].
Ahli ekonomi lainnya, yaitu J.L. Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu tentang usaha manusia ke arah kemakmuran. Kemakmuran menjadi tujuan sentral dalam kehidupan manusia secara ekonomi, sesuai yang dituliskan pelopor liberalisme ekonomi, yaitu Adam Smith[7] dalam buku An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations tahun 1776[8]. Jadi, ekonomi adalah aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia baik dalam tingkatan rumah tangga, masyarakat maupun dalam bernegara.
Ada tiga pokok pemikiran dalam ilmu ekonomi adalah Pertama, masalah utama (main or central problem) setiap tingkah laku ekonomis, atau masalah utama di dalam ilmu ekonomi adalah masalah pemilihan (problem of choice). Kedua, adalah kenyataan bahwa sumber-sumber produktif itu merupakan barang-barang yang scarce, yang langka bukan barang yang terdapat berlimpah-limpah seperti air di lautan, udara, dan pasir di padang pasir. Langkanya sumber-sumber produktif itu memberi arti bahwa penggunaannya harus cermat dan tepat, dan masalah pun kembali kepada problem of choice lagi. Ketiga, adalah mengenai produksi serta pembagian hasilnya kepada anggota-anggota masyarakat untuk konsumsi[9].


[1] Tati Suhartati Joesron dan M. Fathorrazi, Teori Ekonomi Mikro, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 3

[2] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), edisi ke-3 Revisi, cet ke-6, h. 2

[3] Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 366
[4] Dadang Supardan, loc.cit

[5] I Gusti Ngurah Agung, N. Haidy A. Pasay, Sugiharso, Teori Ekonomi Mikro: Suatu Analisis Produksi Terapan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 1

[6] Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Toeri Ekonomi Mikro dan Makro, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet ke-9, h. 9

[7] Adam Smith adalah seorang guru besar Falsafah Moral di Universitas Glasgow yang memusatkan perhatiannya kepada persoalan-persoalan umum, yaitu bagaimana menciptakan kerangka politik dan sosial yang mendorong pertumbuhan ekonomi secara swasembada. Lihat Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 416

[8] Ibid.

[9] Suherman Rosyidi, op.cit, h. 9-10

Komentar