Menuju Riau Sejahtera



Menuju Riau Sejahtera

Riau adalah salah satu provinsi yang kaya karena mempunyai banyak sumber daya alam namun rakyatnya masih banyak yang belum sejahtera. Sebagaimana berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (BPSPR) Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Riau September 2013 sebesar 522,53 ribu jiwa (8,42 persen). Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang berjumlah 481,31 ribu jiwa (8,05 persen), jumlah penduduk miskin di Riau mengalami kenaikan sebanyak 41,22 ribu jiwa. Secara relatif terjadi kenaikan persentase penduduk miskin dari 8,05 persen pada September 2012 menjadi 8,42 persen pada bulan September 2013. Terjadi kenaikan sebesar 0,37 persen. Selama periode September 2012- September 2013, penduduk miskin di daerah perdesaan diperkirakan bertambah 34,92 ribu jiwa, sementara di daerah perkotaan diperkirakan bertambah 6,3 ribu jiwa.
Pendapatan regional per kapita Riau termasuk migas atas dasar harga berlaku adalah sebesar 72,32 juta rupiah tahun 2012 lebih besar dari angka tahun 2011 sebesar 65,91 juta rupiah. Begitu juga dengan pendapatan regional perkapita atas dasar harga konstan 2000, tahun 2011 sebesar 16,36 juta rupiah kemudian naik menjadi 16,39 juta rupiah pada tahun 2012.


Dari data di atas terlihat kesenjangan (gap) yang terjadi, meskipun pendapatan meningkat tapi kemiskinan terus bertambah. Kenapa hal ini bisa terjadi, mungkin banyak hal yang menyebabkan kemiskinan bertambah misalnya kebutuhan akan barang yang terus meningkat, urbanisasi penduduk, kapitalisasi perusahaan, bertambahnya jumlah pengangguran, ataupun penyebab lainnya. Namun ini harus di atasi dan diberikan solusi agar riau sejahtera.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan dan membuat riau sejahtera. Pertama, pendidikan dan kesehatan merupakan hal utama yang diperhatikan karena dengan pendidikan akan membuat mereka berpikir kreatif dan inovatif, dan dibarengi dengan kesehatan, kesehatan tersebut akan membantu orang berpikir jernih dan bekerja keras.
Kedua,  mencintai produk lokal. Dengan meningkatkan produk lokal maka akan mendorong masyarakat untuk produktif, bukan hanya mencari pekerjaan tapi membuat lapangan pekerjaan.
Ketiga, mendukung perkembangan microfinance (UMKM). Dengan semakin banyaknya pengusaha kecil dan menengah tentu melepaskan masyarakat dari ketergantungan kepada perusahaan besar, jika perusahaan besar terus berkembang di riau tambah lagi jika yang mengelola perusahaan asing maka akan semakin menyulitkan masyarakat kecil-menengah untuk berkembang.
Keempat, redistribusi pendapatan. Bagi umat Islam adanya zakat maal yang wajib dikeluarkan bagi yang sudah memenuhi syarat dan ketentuan wajib zakat. Dengan zakat tersebut tentu akan membantu orang-orang yang membutuhkan. Jika dioptimalisasikan maka zakat tersebut berpotensi besar dalam memberantas kemiskinan.
Kelima, tidak terfokus pada impor. Banyaknya barang impor yang membuat barang lokal kalah bersaing sehingga banyaknya pengusaha lokal yang kurang berkembang disebabkan produk impor.
Keenam, stop pengemis. Pengemis terutama di lampu merah sebenarnya jika diperhitungkan sebenarnya lebih banyak pendapatannya dari pada penjual sayur yang hanya mendapatkan keuntungan Rp. 100.000/ hari. Contohnya coba dikalikan setiap dua menit lampu merah pengemis mendapatkan  Rp. 2000,- jika 60 menit/ 4 simpang = 15 menit untuk 1 lampu merah. Jika 15 menit/ 2 menit lampu merah = 7.5 menit kemudian dikalikan Rp. 2000,- maka setiap satu jam pengemis mendapatkan Rp. 15.000,- dikalikan 7 jam maka pengemis setiap harinya bekerja 7 jam akan mendapatkan Rp. 105.000,- maka pendapatan pengemis lebih besar dari pada penjual sayur dan waktu pengemis juga lebih efesien. Jika ini dibiarkan maka akan merusak moral, etika, dan akhlak.
Ketujuh, taat hukum positif dan syariah. Jika masih banyak pelanggaran akan hukum positif dan syariah, sungguh akan susah untuk sejahtera, karena semakin banyak yang melakukan pelanggaran maka itu sebuah pertanda bahwa masih banyaknya kerusakan moral, etika, dan akhlak pada manusia itu. Kesejahteraan akan mudah di capai jika terciptanya keharmonisan peraturan antara pemerintah dan masyarakat. Mungkin ini hanya sebagian dari solusi untuk riau sejahtera. Tapi jika bisa diterapkan bukan tidak mungkin riau menjadi panutan kebijakan untuk Indonesia sejahtera bahkan dunia sejahtera....



Komentar