BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Bisnis merupakan
salah satu langkah tepat dalam mencari rezeki di muka bumi ini. Banyak orang
yang sukses dengan berbisnis, mereka bukan hanya terkenal di dalam negeri
bahkan usahanya mempunyai cabang di luar negeri. Namun, berbisnis tidaklah
mudah, banyak yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum mendirikan usaha.
Saya tertarik
mengambil tema mengenai “PENYUSUNAN PROPOSAL PEMBIAYAAN”. Disini akan dibahas bagaimana langkah-langkah
dalam menyusun proposal usaha. Karena banyak orang yang ingin mengajukan
pembiayaan untuk menambah modal tetapi tidak bisa membuat proposal dan tidak
sedikit proposal yang di tolak.
Untuk itu,
pembahasan ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan proposal
pembiayaan agar proposal yang kita ajukan diterima dan bagaimana
langkah-langkah yang harus dilakukan agar proposal dapat diterima.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Pengertian Studi
Kelayakan Bisnis?
2.
Bagaimana Tahapan Studi
Kelayakan Bisnis?
3.
Bagaimana Teknik Penyusunan
Proposal?
4.
Contoh Proposal Pembiayaan?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui Pengertian Studi
Kelayakan Bisnis.
2.
Mengetahui Tahapan Studi
Kelayakan Bisnis.
3.
Mengetahui Teknik
Penyusunan Proposal.
4.
Mengetahui contoh Proposal
Pembiayaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN STUDI
KELAYAKAN BISNIS
Bisnis berasal dari kata business yang berarti
kegiatan usaha. Oleh karena itu, secara luas kegiatan bisnis sebagai kegiatan
usaha yang dijalankan oleh orang atau badan usaha secara teratur dan terus
menerus[1].
Dari pengertian tersebut jelas bahwa dalam bisnis merupakan usaha yang teratur
yaitu usaha yang mempunyai cara dan strategi dalam memasarkan produksinya. Dan
usaha yang terus menerus yaitu orang yang melakukan usaha tidak ingin usahanya
bangkrut, gulung tikar, mandek, atau yang lainnya. Semua yang melakukan bisnis
pasti ingin usahanya maju dan berkembang.
Sedangkan studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan[2].
B.
TAHAPAN STUDI
KELAYAKAN BISNIS
1.
Identifikasi Ide/
Gagasan Usaha
Dalam mengelola ide/ gagasan
diperlukan adanya identifikasi dari ide/ gagasan tersebut, diantaranya
melakukan survei, menghimpun seluruh pengalaman, melakukan diskusi dari hasil
gagasan maupun dari bacaan-bacaan, pengalaman, tekhnologi, kebutuhan pasar,
pesaing, saluran distribusi, perubahan lingkungan, kemudian dari diskusi
tersebut akan mampu menggali atau menjaring gagasan inovasi tekhnologi,
analisis pemegang langsung, pengembangan kreatif aliansi, akuisisi dan lisensi
yang dikaitkan dengan gagasan dan alternatif usaha yang nantinya sebagai tindak
lanjut dalam pengambilan keputusan dalam usaha[3].
2.
Pengujian Ide/ Gagasan
Usaha dari Sisi Pemasaran
Dari hasil ide/gagasan diperlukan
pengujian tentang market base data usaha yang dipilih dengan
menganalisis tingkat permintaan dan penawaran, kendala, hambatan, kekuatan, dan
kesempatan dalam usaha yang menjadi alternatif pilihannya serta menguasai dan
mempratikkan teknik penilaian kelayakan dari pemasaran tersebut. Dengan demikian,
pengujian gagasan ini akan menjadikan suatu tolak ukur dalam pengambilan
keputusan usaha yang lebih baik[4].
3.
Analisis Pemasaran Studi
Kelayakan Bisnis
Salah satu hal yang paling penting
di dalam melakukan analisis pasar dan pemasaran adalah mengukur dan meramalkan
permintaan pasar. Prosedur yang bisa diikuti dalam mengadakan pengukuran dan
peramalan pasar adalah Pertama, mengadakan analisis ekonomi secara
global. Kedua, melakukan analisis industri. Ketiga, mengukur dan
meramalkan permintaan proyek. Terakhir, mengadakan pengawasan peramalan[5].
4.
Estimasi dan Analisis
Barang/ Jasa yang Diminta Dan Yang Tersedia Serta Analisis Persaingan
Usaha memasarkan diwujudkan dalam
strategi pemasaran untuk selanjutnya disusun suatu program pemasaran. Strategi
pemasaran meliputi pengambilan keputusan atas rencana pengeluaran atau biaya
pemasaran, bauran pemasaran, dan alokasi biaya pemasaran. Agar strategi
pemasaran dapat dilaksanakan, perlu disusun suatu program pemasaran yang
mencakup kebijakan produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Terakhir
adalah perlu diadakannya analisis pesaing terutama dalam kaitannya dengan
peramalan penjualan proyek dan penyusunan strategi pemasaran[6].
5.
Teknik Usaha Memasarkan
Barang/ Jasa dari Proyek
Hasil analisis pasar dan pemasaran
dalam kaitan dengan studi kelayakan proyek/ bisnis adalah proyeksi penjualan
proyek. Dengan kata lain, proyeksi penjualan proyek merupakan target pasar yang
harus dicapai dalam bisnis[7]. Jadi,
pada tahapan ini merencanakan program pemasaran dan merancanakan dan membuat
program promosi. Sehingga target yang sudah di forcesting (ramalan)
tercapai dan memperoleh keuntungan yang diharapkan.
6.
Analisis Teknis dan
Manajemen
Analisis tekhnikal dan manajemen
perlu mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan tekhnikal usaha juga menilai
kelayakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan penataan manajemen yang baik yang
dimulai dari pemilihan lokasi, fasilitas produksi yang akan dipakai, penyiapan
dan penataan peralatan dan sumber daya manusia dan menghitung seluruh keperluan
biaya yang diperlukan untuk memproduksi produk/ jasa yang akan ditentukan.
Untuk membuat analisis tekhnikal yang baik diperlukan informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Informasi tersebut berupa informasi
produk, informasi pasar, informasi bahan baku, dan lain sebagainya. Tidak ada
aturan yang baku dalam menilai kelayakan
tekhnikal tetapi harus dilakukan sebaik-baiknya karena menyangkut investasi
secara keseluruhan agar tidak terjadi kegagalan jangka panjang[8].
7.
Penilaian Aspek
Manajemen
Penilaian Aspek Manajemen oleh calon
kreditur pada umumnya meliputi identitas sponsor proyek, keikutsertaan dalam
proyek dan motivasinya, kualitas individu, hasil yang dicapai di masa lalu,
kelayakan berkredit, dan kepantasan manajemen[9].
8.
Kriteria Keputusan
Pada dasarnya kriteria keputusan
tersebut terdiri atas dua pendekatan, yaitu pendekatan faktor-faktor dalam
proyek secara individu dan pendekatan nilai proyek secara keseluruhan.[10]
9.
Analisis Lingkungan
Usaha
Penilaian kelayakan usaha juga harus
mepertimbangkan aspek lingkungan usaha sehingga bisa menjadi biaya proyek.
Aspek lingkungan usaha diantaranya dampak sosial usaha, dampak sosial ekonomi,
dampak fisik, prediksi kemungkinan dampak lingkungan, kalkulasi biaya dampak
lingkungan[11].
10.
Konsep Nilai Waktu Uang
dan Berbagai Kriteria Investasi, Membuat Laporan Keuangan dan Menghitung Aliran
Kas
Terdapat beberapa metode penilaian
investasi yang dapat dipergunakan, masing-masing metode memiliki kelebihan dan
kelemahan sehingga di dalam penggunaannya semua metode tersebut saling
melengkapi. Namun, secara teoritis metode yang paling baik adalah net
present value, karena di samping metode ini mudah juga mempunyai asumsi
yang lebih realistis dibanding dengan metode yang lain[12].
C.
Teknik Penyusunan
Proposal Pendirian atau Pengajuan Permohonan
1.
Manfaat Studi Kelayakan
Bagi Pihak-pihak yang Berkepentingan
2.
Melakukan Pemilihan Suatu
Proyek Studi Kelayakan Pendahuluan[13]
Studi kelayakan pendahuluan
diperlukan untuk menghemat biaya, karena dengan demikian akan dapat dieliminasi
gagasan-gagasan proyek yang hanya memiliki kemungkinan besar untuk berhasil
dilaksanakan.
a.
Hal-hal yang harus
dicantumkan di dalam studi kelayakan pendahuluan suatu proyek meliputi:
1)
Gambaran produk;
2)
Gambaran pasar (market
discription);
3)
Persyaratan teknologi;
4)
Faktor-faktor produksi
utama;
5)
Estimasi biaya operasi dan
investasi;
6)
Estimasi keuntungan dan
aliran kas, dan
7)
Data lain sebagai pelengkap
yang diperlukan.
b.
Empat persyaratan yang
harus dipenuhi untuk mendapatkan gagasan produk yang sehat, yaitu:
1)
Pasar saat ini;
2)
Pertumbuhan pasar
potensial;
3)
Competitive Cost, dan
4)
Risiko yang rendah.
c.
Informasi yang diperhatikan
yang berkaitan dengan pasar yang sudah ada, yaitu:
1)
Besar kecilnya pasar;
2)
Hubungan produk dengan
kebutuhan;
3)
Hubungan kualitas dengan
harga;
4)
Tersedianya sistem
pemasaran;
5)
Kemungkinan ekspor.
d.
Informasi tentang pasar
potensial sangat menentukan bagi keberhasilan proyek. Informasi tersebut
mencakup:
1)
Pertumbuhan pasar
potensial;
2)
Pertumbuhan permintaan;
3)
Pertumbuhan pendapatan
konsumen;
4)
Munculnya produk baru, dan
5)
Kecenderungan sosial,
politik, dan ekonomis.
3.
Persyaratan Teknikal Proyek
Elemen pertama adalah persediaan
bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi serta perencanaan produksi.
Selain itu juga mempertimbangkan tekhnologi dan kesesuaian dengan kaidah
syariah dan peraturan positif.
4.
Aspek Teknikal dalam Studi
Kelayakan
Analisis tekhnikal selain
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan tekhnikal proyek juga menilai kelayakan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut pada berbagai alternatif lokasi.
Analisis tekhnikal diperlukan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi kegagalan
proyek baik kegagalan jangka pendek maupun kegagalan jangka panjang[14].
5.
Penilaian Aspek Yuridis
Analisis dan penilaian aspek yuridis
ternyata tidak hanya terbatas pada masalah perizinan semata, melainkan seluruh
aspek yang ada dalam suatu proyek. Seperti kegiatan pelaksanaan prestasi
(pemenuhan kewajiban oleh suatu pihak) dan kontra prestasi (pemenuhan kewajiban
oleh pihak lain)[15].
6.
Menemukan Gagasan Proyek[16]
Pengembangan gagasan proyek yang favorable
sangat diperlukan bagi keberhasilan proyek yang akan dilaksanakan dan
merupakan langkah awal di dalam setiap melaksanakan studi kelayakan bisnis. Di
dalam mencari kebutuhan untuk melihat adanya kesempatan usaha dapat ditempuh
dengan cara:
a.
Studi industri yang sudah
ada;
b.
Menganalisis kebutuhan input-output
industri;
c.
Analisis pertumbuhan
penduduk dan demografi penduduk;
d.
Studi rencana pengembangan
wilayah;
e.
Analisis perubahan sosial,
dan
f.
Studi dampak undang-undang
baru.
Untuk mendapatkan gagasan produk
untuk melihat adanya peluang usaha dapat dilakukan melalui:
a.
Meneliti material lokal dan
sumber daya lainnya;
b.
Mempelajari substitusi
impor;
c.
Studi keterampilan lokal
dan implikasi tekhnologi baru;
d.
Menggunakan daftar
industri, dan
e.
Penerbitan berbagai
penemuan baru.
7.
Inti dan Syarat Laporan
Studi Kelayakan Bisnis[17]
a.
Sejarah proyek dan sponsor
b.
Aspek Pasar
c.
Aspek Teknis
d.
Aspek Keuangan
e.
Aspek Manajemen dan Hukum,
dan
f.
Aspek Sosial Ekonomi.
8.
Contoh Bentuk Laporan Studi
Kelayakan
Meskipun hingga saat ini tidak ada
bentuk standar laporan studi kelayakan bisnis, contoh berikut ini diharapkan
akan dapat memberikan gambaran bagaimana menyusun suatu laporan studi kelayakan
rencana proyek.
ISI STUDI KELAYAKAN
|
Bab
II Sejarah Proyek
Bab
III Usulan Proyek
Bab
IV Kesimpulan dan Saran
Lampiran
Bab I
Ringkasan
a.
Nama dan alamat proyek
b.
Pengelola dan pemilik
proyek
c.
Bidang usaha yang ditangani
d.
Akte pendirian
e.
Izin yang harus dimiliki
f.
Bank rekanan dan fasilitas
kredit
g.
Modal yang dimiliki
h.
Tambahan modal yang
diharapkan
i.
Jangka waktu pengembalian
kredit
Bab II
Sejarah Proyek
a.
Riwayat proyek
b.
Teknis dan pemasaran
ü
Lokasi proyek
ü
Peralatan yang diperlukan
ü
Tenaga kerja
ü
Kapasitas produksi
ü
Daerah pemasaran dan volume
penjualan
c.
Manajemen
ü
Organisasi pengelolaan
ü
Keanggotaan dalam asosiasi
ü
Administrasi usaha
d.
Keuangan
ü
Laporan laba rugi
ü
Neraca dan laporan
perubahan modal
ü
Bantuan keuangan dari bank
Bab III
Usulan Proyek
a.
Proyek yang diusulkan
ü
Sifat investasi
ü
Jenis produk yang
dihasilkan
ü
Izin yang dimiliki
ü
Lokasi proyek, jaminan
kelangsungan
b.
Aspek teknis
ü
Sifat proyek
ü
Jenis dan volume produksi
ü
Lokasi pabrik dan kantor
ü
Bahan baku dan tenaga kerja
ü
Mesin dan peralatan kantor
ü
Alat transportasi
ü
Bahan penolong
c.
Aspek pemasaran
ü
Pasar potensial
ü
Pasar yang ditargetkan
(segmentasi pasar)
ü
Produk substitusi dan
koplementer
ü
Pesaing yang ada maupun
pesaing potensial
ü
Harga, biaya, dan syarat
pembayaran
d.
Aspek manajemen
ü
Organisasi pengelola
ü
Tenaga kerja
ü
Balas jasa tenaga kerja
ü
Kondisi kerja dan
lingkungan kerja
e.
Aspek keuangan
ü
Kebutuhan dana untuk modal
kerja dan tetap
ü
Struktur modal, kepemilikan
ü
Jaminan kredit/ pembiayaan
ü
Rencana pendapatan
ü
Perkiraan harga pokok
produksi
ü
Perkiraan neraca dan laba rugi
ü
Perkiraan aliran kas
ü
Analisis kelayakan keuangan
Bab IV Kesimpulan dan Saran
a.
Kesimpulan setiap aspek
b.
Saran kelayakan, usulan
tahapan pelaksanaan
Lampiran-lampiran
D.
Proposal Permohonan
Kredit/ Pembiayaan[18]
Pekanbaru, 27 November
2013
Kepada Yth,
Bank
Cab Pekanbaru
Di
Pekanbaru
Up: Bapak Muhammad Iqbal
Dengan Hormat,
Perihal : Permohonan Kredit Usaha Catering
Box
Bersama surat ini kami kirimkan proposal studi
kelayakan bisnis dalam bidang usaha Catering Box. Usaha Catering Box ini
merupakan usaha baru saya, tetapi saya mempunyai permintaan pasar yang pasti
dan mempunyai kontrak penjualan. Disamping itu saya mempunyai pengalaman kerja
dibidang usaha ini.
Besarnya investasi perluasan usaha ini adalah Rp
88.000.000 (delapan puluh delapan juta rupiah). Sedangkan modal kami saat ini
sebesar Rp 39.875.000 (Tiga puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh lima
ribu rupiah), maka kekurangan dana investasi sebesar Rp 48.125.000 (empat
puluh delapan juta seratus dua puluh lima ribu rupiah) kami mengharapkan
dapat bantuan kredit investasi dari Bank.
Selanjutnya sebagai bahan pertimbangan dan analisa,
kami lengkapi proposal ini dengan hasil analisa tentang rencana perluasan usaha
ini.
Demikianlah surat permohonan ini besar harapan kami
mendapat dukungan dana dari bank yang bapak pimpin.
Terimakasih atas
perhatiannya.
Hormat Kami,
Muhammad Iwad
E.
Studi Kelayakan
Bisnis Proyek Catering Box[19]
1.
Latar Belakang
Permintaan atas produk catering box cukup tinggi
khususnya di daerah perkantoran dan pasar swalayan. Selain konsumen dapat
menghemat waktu dan tenaga, mereka juga dapat menghemat uang untuk makan
siangnya. Karena biasanya tempat makan siang di lokasi perkantoran atau
pertokoan di pusat bisnis harganya cukup mahal. Sedangkan untuk harga yang
lebih terjangkau lokasinya agak jauh. Jadi akan lebih praktis untuk menggunakan
jasa “Catering Box”.
Usaha catering Box yang dimaksud disini adalah usaha
paket masakan/makanan yang diperuntukan bagi karyawan perkantoran atau
pertokoan di pusat bisnis. Bisnis ini merupakan usaha dengan permintaan
efektif, yakni membuat paket makanan berdasarkan jumlah permintaan pelanggan,
sehingga tingkat resikonya sangat rendah.
Pada kesempatan ini, kami mendapat tawaran dari rekan
kami yang kebetulan bekerja sebagai pengelola suatu gedung perkantoran. Kami
diminta untuk menyediakan catering box untuk makan siang karyawan di
perkantoran tersebut.
2.
Pemrakarsa
Dengan latar belakang diatas, maka saya bernama Muhammad
Iwad merencanakan untuk membangun usaha Catering Box tersebut.
Dimana saya telah mempunyai pengalaman dalam pengelolaan usaha Catering Box dan
saya sudah pernah kerja diperusahaan catering + 5 tahun. Sehingga saya cukup
mengerti mengenai seluk beluk dan operasional usaha tersebut. Lebih detail
tentang rencana usaha tersebut dapat lebih lanjut proposal ini.
3.
Kepemilikan Usaha
Proyek Catering Box ini merupakan usaha perorangan
dimana pengurus usaha adalah anggota-anggota keluarga terdekat, yaitu:
Pemilik / Pimpinan Usaha :
Muhammad Iwad
Pengurus Harian : Widi
Total jumlah Karyawan : 7 orang
Riwayat hidup pemilik, saat ini saya masih
bekerja sebagai karyawan pada sebuah perusahaan catering, sedangkan yang
menjalankan usaha saya adalah saudara saya. Untuk lebih jelas tentang
Curriculum Vitae (CV) saya, maka saya lampirkan dalam proposal ini.
MODAL USAHA
Modal dasar usaha dan telah disetorkan sebesar Rp
39.875.000 (Tiga puluh sembilan juta delpan ratus tujuh puluh lima ribu
rupiah).
SURAT-SURAT IZIN
Photo Copy surat-surat izin dan referensi yang telah
dimiliki dilampirkan dalam proposal ini
adalah:
ü Surat izin Domisili
ü SIUP (Surat Izin Usaha Pengusaha)
ü TDP (Tanda Dartar Perusahaan)
ü NPWP (Nomor Pokok Wajik Pajak)
ü Sertifikat tanah, Hak milik – Rumah pribadi
ü IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
ü Surat Nikah
ü Kartu keluarga
ü Kartu tanda penduduk (KTP)
4.
Pemasaran
Produk dan
Segmentasi
Produk usaha ini adalah lunch catering (katering makan
siang), segmentasinya adalah karyawan diperkantoran.
Permintaan
Dari informasi yang kami dapat dari pengelola gedung
tersebut bahwa jumlah karyawan di gedung itu lebih dari 2000 orang. Sedangkan
yang berminat untuk paket catering sementara ini berjumlah + 150 orang. Dan
akan bertambah terus peminatnya jika paket makanan kami sesuai dengan selera
mereka.dan diperkirakan dalam 3 - 4 bulan penjualan akan mencapai 500 box/hari
(11.000 box/bulan). Pengelola tersebut meminta komisi 5% dari total penjualan,
dan harga paket makanan Rp.8.500 dengan 3 macam menu makanan, yaitu: Nasi,
ayam/daging,/telor, sayur 2 macam dan buah-buahan.
Harga Pokok
Harga pokok Catering Box
adalah:
No
|
Nama
Produk
|
Harga
Rp/ Kg
|
1
2
3
4
5
|
Nasi
Ayam/Daging
/Telor
Sayur -1
Sayur -2
Buah-buahan
|
1.000
2.000
250
250
500
|
Total
|
4.000
|
Pesaing
Usaha ini tidak ada pesaing di gedung tersebut, karena
telah memiliki kontrak penjualan, disamping itu pemilik gedung dan pengelolanya
masih ada hubungan keluarga.
Strategi Pemasaran
Dalam rencana untuk mengembangkan usaha ini. Kami
memilih lokasi usaha dekat dengan gedung tersebut alasannya adalah:
ü
Lebih dekat dengan pasar,
karena daerah tersebut merupakan daerah perkantoran sehingga kami lebih mudah
untuk memasarkan produk kami ke tempat lain.
ü
Agar kami lebih mudah
mengantar produk tersebut kelangganan kami
5.
Teknis
Lokasi Usaha:
Tempat usaha ini berlokasi dekat dengan lokasi gedung
tersebut, dengan jarak + 1 km. Alamat Jl. Merpati Sakti
Barang Investasi:
Kontrak Rumah 1 tahun
Kompor Gas 2 unit
Perlatan memasak lainnya
Kulkas
Box catering 500 unit
Mobil Minibus
Motor
6.
Keuangan
Total biaya pembangunan Catering Box tersebut sebesar
Rp 88.000.000, dengan rincian sebagai berikut:
Barang Investasi:
Ø
Kontrak Rumah 1 tahun Rp 25.000.000
Ø Kompor Gas 2 unit Rp 2.000.000
Ø Peralatan memasak lainnya
Rp 1.500.000
Ø Kulkas Rp 3.000.000
Ø Box catering 500 Unit x Rp 7.500
Rp 3.750.000
Ø Mobil (minibus second) I unit
Rp 30.000.000
Ø Motor I unit Rp 12.000.000
Ø Lain-lain Rp 2.500.000
Total Rp 79.750.000
Modal Kerja (Pembelian
beras, Bumbu, dll) Rp 8.250.000
Grand
Total Rp 88.000.000
Sumber Dana
Investasi
Kebutuhan dana dalam
pembangunan usaha ini berasal dari dana sendiri dan dana pinjaman dari bank.
Yaitu:
Modal sendiri
ü Investasi Rp 39.875.000
Kredit Bank
ü
Investasi Rp 39.875.000
ü
Modal Kerja RP 8.250.000
Total Rp 48.125.000
Grand
Total Rp 88.000.000
Pembayaran Kredit/
Pembiayaan Investasi
Sedangkan pembayaran kredit akan dimulai dicicil pada
bulan pertama (sebulan setelah pinjaman diterima), serta selanjutnya setiap 1
bulan sekali, selama 12 bulan.
Tabel Jadwal Pembayaran
Pokok dan Bunga Kredit
Bulan
|
Pokok
Kredit (Rp)
|
Bunga
Kredit (Rp)
|
Total
(Rp)
|
1
|
4.010.000
|
798.000
|
4.808.000
|
2
|
4.010.000
|
882.000
|
4.892.000
|
3
|
4.010.000
|
802.000
|
4.812.000
|
4
|
4.010.000
|
722.000
|
4.732.000
|
5
|
4.010.000
|
642.000
|
4.652.000
|
6
|
4.010.000
|
562.000
|
4.572.000
|
7
|
4.010.000
|
481.000
|
4.491.000
|
8
|
4.010.000
|
401.000
|
4.411.000
|
9
|
4.010.000
|
321.000
|
4.331.000
|
10
|
4.010.000
|
241.000
|
4.251.000
|
11
|
4.010.000
|
161.000
|
4.171.000
|
12
|
4.010.000
|
80.000
|
4.095.000
|
Proyeksi Laba Rugi
Pada bulan operasi pertama diperkirakan usaha air isi
ulang sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 3.078.000 dan bulan kedua
memperoleh laba sebesar Rp 11.958.000, Akumulasi keuntungan dalam satu tahun
adalah Rp 351.949.000.-
Analisa Investasi
Dalam analisa investasi
kami menggunakan 2 metode, yaitu:
1.
Payback Period
adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali investasi dengan
menggunakan keuntungan ditambah penyusutan.
Payback Period usaha ini adalah + 5 Bulan.
2.
Internal Rate of Return
(IRR) adalah tingkat bunga yang akan menjadi nilai sekarang dari proceeds
yang diharapkan yang akan diteriama, sama dengan nilai sekarang dari
pengeluaran modal. IRR yang baik jika lebih besar dari tingkat suku bunga bank.
IRR dalam 12 bulan adalah 23,69%.
Rasio Keuangan
Metode yang digunakan
adalah:
Likuiditas adalah ukuran kemampuan usaha dalam
memenuhi kewajiban lancarnya, minimal 1 atau 100%.
Bulan
|
Likuiditas
|
Bulan -1
Bulan -2
Bulan -3
Bulan -4
Bulan -5
Bulan -6
Bulan -7
Bulan -8
Bulan -9
Bulan -10
Bulan -11
Bulan -12
|
23.70%
53.71%
121.66%
241.77%
396.48%
603.08%
892.69%
1327.57%
2052.92%
3504.15%
7856.25%
0%
|
Profitabilitas
Kemampuan usaha dalam menghasilkan laba dengan jumlah
harta yang telah ditanamkan, dapat diukur dengan ROI (Rate of return O
Investment) dan ROE (Rate of return On Equity). ROI dan ROE yang baik lebih
besar dari suku bunga bank.
Bulan
|
ROI
|
ROE
|
Bulan -1
Bulan -2
Bulan -3
Bulan -4
Bulan -5
Bulan -6
Bulan -7
Bulan -8
Bulan -9
Bulan -10
Bulan -11
Bulan -12
|
4,61%
16,05%
31,65%
48,99%
51,88%
55,13%
58,82%
63,04%
67,91%
73,60%
80,32%
88,41%
|
7,72%
29,99%
58,29%
86,60%
86,80%
87,00%
87,20%
87,40%
87,60%
87,81%
88,01%
88,21%
|
Terlihat ROI dan ROE pada awal bulan sudah lebih dari
suku bunga bank dan makin meningkat setiap yang menyatakan proyek ini layak
dibangun.
7.
Jaminan Kredit
Jaminan kredit usaha untuk pinjaman tersebut, kami
bersedia menjaminkan rumah pribadi saya.
Penutup
Demikianlah proposal
permohonan kredit kami ini.
Besar harapan kami untuk mendapatkan pinjaman kredit
dari Bank yang Bapak pimpin.
Terimakasih atas kerja
samanya.
Hormat Kami,
(Muhammad Iwad)
Pemilik Usaha
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum
menjalankan suatu usaha kita harus melakukan studi kelayakan bisnis yang
intinya menganalisis apakah usaha yang kita jalankan layak atau tidak layak,
baik dari segi SWOT, pemasaran, pesaing, segmentasi, hukum, dan lain
sebagainya.
Modal
yang terpenting adalah tekad karena finansial bisa saja diusahakan seperti yang
dicontohkan di atas mengenai contoh proposal pembiayaan di perbankan
B. Saran
Penulis
menyadari masih banyak kekurangan yang terjadi seperti contoh yang digunakan
masih menggunakan interest bukan sistem Islam yang sudah teruji dan terpercaya.
REFERENSI
Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis: Teori & Pembuatan Proposal
Kelayakan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2012),
cet ke-8 revisi
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2012), cet ke-6
[1] Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan
Pelaksanaannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), cet ke-6, h. 29
[3] Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis: Teori &
Pembuatan Proposal Kelayakan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet ke-2, h. 42
[18] http://husnawalahir.blogspot.com/2012/02/proposal-permohonan-kredit-usaha.html
di akses pada tanggal
25 Nopember 2013
Komentar