Rubrik: Artikel Lepas | Oleh: Kiki
Nathalia - 16/11/13 | 16:34 | 12 Muharram 1435 H
dakwatuna.com - Berada di sini
bukanlah kebetulan semata bukan juga karena tidak disengaja, ini sudah menjadi
bagian dari skenario-Nya.
Bertemu denganmu di sini sebuah
kemestian, bersama denganmu beserta dakwah ini adalah suatu keharusan, tidaklah
mudah menempuh perjalanan panjang jika hanya seorang diri, jika perjalanan yang
akan dilalui penuh dengan tantangan yang tidak pernah akan ada habisnya,
perjalanan panjang yang tidak semua orang menghendakinya, yang tidak semua
orang menyukainya, perjalanan panjang yang tidak semua orang mau berada di sana
dan perjalanan panjang yang tidak semua orang diizinkan berada di sana.
Dakwah ini tidak kenal henti, dengan
atau tanpa kita, dakwah ini akan terus berjalan hingga muaranya.
Dakwah ini akan terasa amat sangat
berat jika dijalani seorang diri, dakwah ini akan terasa menjadi beban berat
ketika dipikul sendiri… oleh karena itu kita dipertemukan disini, untuk saling
menguatkan, saling mengokohkan, kita berada disini menyertai orang-orang yang
lebih dulu berada disini, kita disini menjadi salah satu yang ikut serta
membawa batu bata untuk bangunan dakwah ini, harusnya kita menjadikan dakwah
ini menjadi semakin kuat dengan keberadaan kita disini, harusnya kita menjadi
salah satu dari sedikit orang yang akan bersedih jika dakwah ini berhenti
disini, sekarang, saat ini juga, mestinya kita menjadi salah satu dari sedikit
orang yang akan ikut meyumbangkan tenaga, pikiran, keringat, bahkan harta dan
jiwa dijalan ini tidak lain hanya untuk kemenangan dakwah ini.
Tidak inginkah kita ikut menjadi
orang yang akan tersenyum bangga ketika dakwah ini Berjaya di muka bumi?
Iya…
Tepat sekali jawaban yang selalu terucap
dengan ringannya dari lisan kita, namun beginilah fenomena saat ini kebanyakan
kita memang sadar namun kurang menyadari, peran kita di sini, saat ini.
Ketika yang kita harapkan adalah
pujian dari manusia semata, maka saat ini juga silakan menepi dan cukup jadi
penonton, yang hanya bisa berkomentar saja, tanpa ia sadari betapa meruginya
ia.
Betapa manisnya jika perjalanan ini
dibalut dengan ukhuwah yang mantab, ukhuwah yang kokoh hingga mengakar dalam
jiwa, subhanallah jika membayangkan saja sudah sangat menyejukkan, namun
terkembali pada realita yang ada kita cenderung selalu menyalahkan selalu
mempertanyakan ukhuwah itu sendiri?
Hallow ada apa?
Mengapa harus ukhuwah itu yang kita
pertanyakan? Harusnya yang berukhuwah itu yang dipahamkan…
Ketika kita berani berukhuwah,
harusnya kita sudah paham resiko yang akan dihadapi, harusnya kita mengerti
konsekuensi yang akan datang menguji ukhuwah itu sendiri.
Dalam berukhuwah pahamilah bahwa
saat ini kita sedang belajar, belajar banyak hal yang tidak kita dapatkan
ketika kita tidak berukhuwah.
Jangan jadikan amanah sebagai alasan
kita mempertanyakan ukhuwah, jangan jadikan ego kita sebagai tolak ukur
keberadaan ukhuwah, jangan jadikan kelemahan dan kekurangan saudara kita
sebagai alasan kita menilai ukhuwah.
Akhirnya nanti sudah mulai terlihat,
akankah kita mundur saat ini?
Hidup penuh dengan pilihan, sekarang pilihan ada di tangan kita, memilih
atau tidak juga sebuah pilihan, dan yang pasti kita akan selalu dihadapkan
dengan pilihan, pilihan dan pilihan, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka
kita tetap harus memilih ketika kita tidak menentukan pilihan maka orang lain
yang akan menentukan pilihan kita.
Wallahualam…
Sumber:
http://www.dakwatuna.com/2013/11/16/42244/kerikil-kecil-yang-berarti/#ixzz2krQq1EKu
Follow us: @dakwatuna on Twitter |
dakwatunacom on Facebook
Kami ada karena Kalian ada,,, satukan langkah dalam Dakwah agar tercapai kedamaian...
Komentar