1. Kurangnya keakraban Dakwah identik dengan ukhuwah yang tinggi dan solidaritas yang kuat ketika hal itu hilang maka dakwah ini kurangnya kepedulia setiap individu kader. Daurah Fardhiyah di laksanakan untuk menjadi kader baru namun setelah mendapatkannya tidak ada tindak lanjut keakraban yang lebih lanjut agar tidak ada rasa kejenuhan para kader baru yang masih mencari sensasi apa yang diinginkannya pada Organisasi dakwah tersebut. Bukankah mempertahankan itu sulit tapi lebih menguntungkan dari pada harus menambah kader secara terus menerus namun tidak ada pertahanan dari dalam dakwah ini tentu tidak kokoh, karena sesungguhnya keteraturan, kerapian, mencapai keemasan dakwah ini.
2. Keindahan yang semakin memudar Berada dalam organisasi dakwah membosankan, gak da asyiknya, boringlaaah kata sebahagian kader yang merasakan ketidakindahan dakwah ini. Padahal sebenarnya dakwah ini sangatlah indah bukan hanya halaqah, belajar, ibadah dan sejenisnya, dakwah ini terus berlanjut kepada yang lainnya seperti riyadhah (olahraga), rihlal yang biasanya jalan-jalan dan rekreasi, apabila murabbi menerapkan struktur yang sudah ditetapkan seperti yang dulu tentu tidak ada lagi yang merasakan kejenuhan di dalam dakwah ini malahan akan selalu mengabdikan diri di Organisasi ini demi tegaknya Syariah. Dan dakwah ini akan di tegakkan oleh kader-kader yang rela berkorban demi mewujudkan “Kembalinya Syari’ah kepada Fitrahnya”.
3. Keegoisan Para pimpinan memang mempunyai kekuasaan tapi bukan berarti memiliki kekuasaan penuh. Karena keegoisan membuat kita terpecah belah dan mengakibatkan kurangnya kepedulian para anggota dakwah yang merasa di acuhkan dan dicuekan
4. Asumsi yang kurang tepat Kurangnya ijtihad yang lebih sungguh-sungguh karena dalam memutuskan sesuatu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena tindakan tersebut akan menentukan dakwah kedepannya. 5. Dan masih banyak yang lainnya....
Komentar