Perspektif Ekonomi Islam tentang SDA






Tugas Mandiri                                                           Dosen Pembimbing
Ekonomi Islam                                           Prof. Dr. Akhmad Mujahidin, M.Ag

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM TENTANG SUMBER DAYA ALAM

Description: E:\LOGO UIN\Logo_2BUIN_2BSuska_2BRiau_1.jpg

Di susun Oleh :
MUHAMMAD IWAD
NIM: 11025101601


JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITASI ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU
2010 M/ 1433 H

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan mengucapkan Alhamdulillah, Penulis memanjatkan puja puji syukur khadirat Allah Swt karena dengan rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga makalah ini bisa diselesaikan dengan sebaik mugkin.
Dan terima kasih Penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Akhmad Mujahidin, M.Ag karena sudah mempercayakan penulis untuk mengerjakan tugas Ekonomi Islam sebagai tugas Mid Semester.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan, kekhilafan maupun kesalahan dari segi tulisan, sistematika ataupun dari segi isi. Maka dari itu penulis mohon maaf sebesar-besarnya atas segala kealfaan penulis.

Pekanbaru, 10 Januari 2012
       Penulis,


                                                                                              Muhammad Iwad






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR        ........................................................................... i
DAFTAR ISI                        ........................................................................... ii
1.             Defenisi                        ........................................................................... 1
2.             Perspektif Tentang Sumber Daya Alam............................................. 2
3.             Jenis-jenis atau Macam-macam Sumber Daya Alam........................ 3
a.        Tanah                    ........................................................................... 3
b.        Mineral                 ........................................................................... 4
c.         Pegunungan         ........................................................................... 5
d.        Hutan                    ........................................................................... 6
e.         Air                         ........................................................................... 8
f.         Udara                    ........................................................................... 8
4.             Manfaat Sumber Daya Alam............................................................... 9
5.             Kesimpulan                 ........................................................................... 10
6.             Referensi                      ........................................................................... 11

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM TENTANG SUMBER DAYA ALAM
A.                Defenisi
Perspektif adalah Cara melukiskan suatu benda dan sebagainya pada permukaan yang mendatar sebagaiman yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi atau sering disebut juga Prespektif adalah Sudut pandang.
Ekonomi Islam adalah Ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Sumber Daya Alam (SDA) adalah Potensi sumber daya yang terkandung di dalam bumi, air, maupun di udara.[1]
Jadi Perspektif Ekonomi Islam tentang Sumber Daya Alam adalah Sudut pandang Islam dalam mengatur pengupayaan potensi sumber daya yang terkandung di dalam bumi, air maupun udara.
B.                Perspektif tentang Sumber Daya Alam
Sumber Daya Alam (SDA) merupakan salah satu bukti kekuasaan Allah namun kebanyakan Manusia bertindak sekuler terhadap hal tersebut. Pada hakikatnya SDA yang ada hanya titipan maka dari itu kita wajib untuk menjaganya karena kita hanya diberikan hak pemanfaatan (haq al-intifa’) bukan hak kepemilikan (haq al-tamlik). Manusia sebagi Wakil Allah di muka bumi namun Manusia sangat bergantung kepada Allah agar tercapainya ketentramaan, kesejahteraan dan keberkahan dalam menempuh kehidupan.[2]
Nabi Idris A.S ketika Mandi kemudian datang belalang emas hinggap dilengan Nab Idris kemudian apa yang dilakukan Nabi Idris? Ternyata bukan mengambilnya untuk memperkaya dirinya melainkan ingin menjatuhkan belalang tersebut dengan menggerakkan baju yang dikenakannya tersebut, semua itu dilakukan karena Ia tidak membutuhkan kekayaan melainkan keberkahan dalam hidup.
Kita harus bersyukur kepada sang pencipta karena telah menitipkan ciptaanya kepada kita dan Allah lah pencipta segala sesuatu. Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Q.S. Ibrahim ayat 32-36:
ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur tAtRr&ur šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ylt÷zr'sù ¾ÏmÎ/ z`ÏB ÏNºtyJ¨V9$# $]%øÍ öNä3©9 ( t¤yur ãNä3s9 šù=àÿø9$# y̍ôftGÏ9 Îû ̍óst7ø9$# ¾Ín̍øBr'Î/ ( t¤yur ãNä3s9 t»yg÷RF{$# ÇÌËÈ   t¤yur ãNä3s9 }§ôJ¤±9$# tyJs)ø9$#ur Èû÷üt7ͬ!#yŠ ( t¤yur ãNä3s9 Ÿ@ø©9$# u$pk¨]9$#ur ÇÌÌÈ   Nä39s?#uäur `ÏiB Èe@à2 $tB çnqßJçGø9r'y 4 bÎ)ur (#rãès? |MyJ÷èÏR «!$# Ÿw !$ydqÝÁøtéB 3 žcÎ) z`»|¡SM}$# ×Pqè=sàs9 Ö$¤ÿŸ2 ÇÌÍÈ  
32. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.
33. dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
34. dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

Sebaimana Firman Allah Swt diatas bahwasanya semua yang terdapat di bumi, air dan udara sudah ditundukkan oleh Allah untuk dieksploitasi Manusia. Namun karena keserakahan manusia itulah sehingga sering kali terjadi konflik antar manusia baik itu dari lingkungan sekitar kita, suku, bangsa bahkan negara pun saling mencari daerah kolonial karena mereka menanggap bahwa mereka adalah Imperialisme yang ingin menguasai semua SDA yang ada.
Oleh karena itu, Islam memberikan kesempatan kepada manusia untuk dapat memiliki dan mengelola SDA dengan dua cara. Pertama, bekerja keras dengan cara membuka lahan yang mati/ tidak bertuan. Kedua, Pewarisan atau melalui akad pemindahan hak milik seperti Penjualan, hibah, wasiat, dan transaksi-transaksi lain yang dibenarkan dalam syariat islam.[3]
C.                Jenis-jenis atau Macam-macam Sumber Daya Alam
Begitu banyak SDA yang Allah ciptakan untuk manusia jika kita mau memikirkan. Untuk itu penulis akan menjelaskan beberapa SDA menurut Perspektif Ekonomi Islam yang dilandaskan kepada Al-Qur’an dan Sunnah tentang berbagai bentuk manfaat SDA yang dapat membantu manusia memproduksi kekayaan.
1.       Tanah
Planet yang terdapat kehidupan hanyalah Bumi, maka sumber produksi yang paling penting adalah Permukaan Bumi, baik itu untuk tempat tinggal, bercocok tanam, serta mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan keinginan kita. Sebagaimana firman Allah Swt termaktub dalam Q.S. Al-baqarah ayat 36:
ö/ä3s9ur..... Îû ÇÚöF{$# @s)tGó¡ãB ìì»tFtBur 4n<Î) &ûüÏm ÇÌÏÈ  
36. .....dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."
Meskipun bumi sebagai kediaman makhluk hidup yang telah diciptakan namun untuk memperolehnya perlu usaha, kerja keras atau lainnya apalagi pada saat sekarang ini. Satu jengkal tanah sudah diperebutkan maka hal ini tentu mengambarkan bahwa kita harus menggunakan dengan sangat intensif, memaksimalkan produktivitas dan kreatifitas.[4]
Pada masa Rasulullah Saw, betapa pentingnya tanah tersebut bagi umat Islam yang merupakan salah satu sumber pendapatan negara dengan menetapkan pembayaran kharaj.
Pada masa Umar bin Khattab terjadi perdebatan antara kaum muslimin yang berpendapat bahwa tanah tersebut diberikan kepada yang terlibat dalam peperangan namun sebagiannya menolak pendapat itu, salah satunya yaitu Muadz bin Jabal mengatakan “apabil engkau membagikan tanh tersebut, hasilnya tidak akan mengembirakan”.
Untuk menanggapi masalah ini Khalifa Umar tidak membagikan kepada kaum muslimin, tetapi membirkan tanah tersebut tetap berada pada pemiliknya dengan syarat membayar kharaj dan jizyah. Sesuai dengan kesimpulan yang diperoleh dari pertemuan dengan par komandan militer dan didukung sejumlah sahabat lainnya dan Khalifah Umar memutuskan tanah tersebut sebagai fai, dan prinsip yang sama diadopsi untuk kasus-kasus yang akan datang.[5]
2.       Mineral (Barang Tambang)
Kita mengetahui di seluruh penjuru dunia begitu banyak mineral yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, terlebih lagi di bumi pertiwi yang tercinta ini.
Contohnya: Penghasil bahan tambang terbesar:
a)        Timah : No. 1 di dunia
b)        Batu bara: No. 3 di dunia
c)        Tembaga: No. 4 di dunia
d)       Nikel: No. 5 di dunia
e)        Emas: No. 7 di dunia
f)         Penghasil 80% minyak di Asia Tenggara
g)        Penghasil 35 % gas alam cair di dunia
Begitulah kekayaan yang sebenarnya yang kita miliki dan masih banyak kekayaan lainnya. Al-quran juga sudah menyebutkan tentang mineral seperti dalam Q.S. Al-Hadid: 25, sebagai berikut:
$uZø9tRr&ur..... yƒÏptø:$# ÏmŠÏù Ó¨ù't/ ÓƒÏx© ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 ..... ÇËÎÈ  
25. .....dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu).....

Kata ciptakan berarti juga membuat, artinya menemukan sesuatu dan membawanya pada hakikat keberadaanya. Maksudnya Allah telah menciptakan atau karena kasih sayang-Nya Allah menciptakan logam besi untuk digunakan manusia[6] dan memanfaatkannya semaksimal mugkin. Begitu banyak manfaat besi pada saat ini hampir semua alat-alat menggunakan mesin seperti kendaraan, telekomunikasi, perabot, alat dapur dan lain-lain.
3.       Pegunungan
Potensi pegunungan dalam pengembangan sumber daya alam sangatlah bermanfaat seperti yang termaktub di dalam Al-Quran Q.S. Al-Hijr ayat 19 dan 20, sebagai berikut:
uÚöF{$#ur $yg»tR÷ŠytB $uZøŠs)ø9r&ur $ygŠÏù zÓźuru $uZ÷Fu;/Rr&ur $pkŽÏù `ÏB Èe@ä. &äóÓx« 5brãöq¨B ÇÊÒÈ   $uZù=yèy_ur ö/ä3s9 $pkŽÏù |·ÍŠ»yètB `tBur ÷Läêó¡©9 ¼çms9 tûüÏ%κtÎ/ ÇËÉÈ  
19. dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.
20. dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.

Begitu banyak potensi dan manfaat yang di dapat dari pergunungan sehingga mendorong manusia untuk berusaha seperti para petani. Para petani begitu tekunnya bercocok tanam dikarenakan tanah dipergunungan yang sangat subur sehingga menghasilkan tanam-tanaman yang luar biasa bagusnya. Dengan begitu penduduk pegunungan cenderung adalah petani karena kondisi alamnya yang begitu mendukung untuk bercocok tanam walaupun ada juga yang menjadikan pegunungan sebagai tempat wisata, istirahat dan lain-lain.
Pada ayat yang lain, Allah berfirman:
tA$t7Ågø:$#ur $yg9yör& ÇÌËÈ   $Yè»tGtB ö/ä3©9 ö/ä3ÏJ»yè÷RL{ur ÇÌÌÈ  
Artinya: “dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”. (Q.S. An-Nazi’at: 32-33)

Ayat ini menjelaskan bahwa potensi pegunungan merupakan sumber kekayaan yang berpotensi dan memiliki keragaman manfaat. Pegunungan dapat menarik curah hujan dan menjadi sumber bagi sungai-sungai. Dan melalui ini semua, kehidupan binatang-binatang di atas bumi mendapatkan rizkinya.[7]
4.       Hutan
Bumi ini apabila tanpa adanya pepohonan maka akan mengalami musibah kebanjiran dan longsor. Dengan kita melestarikan perhutanan yang ada, semoga kita terhindar dari musibah tersebut. Pepohonan atau hutan mempunyai manfaat bagi manusia seperti bahan bakar, bahan-bahan bangunan, perabot dan lain-lain. Begitu juga halnya dengan pepohonan yang lainnnya seperti rotan, bunga, rumput juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi jika dimanfaatkan dengan baik.
Beberapa kegunaan hutan yang terdapat di dalam al-qur’an diantaranya:
Ï%©!$# Ÿ@yèy_ /ä3s9 z`ÏiB ̍yf¤±9$# ÎŽ|Ø÷zF{$# #Y$tR !#sŒÎ*sù OçFRr& çm÷ZÏiB tbrßÏ%qè? ÇÑÉÈ  
80. Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu". (Q.S. Yasiin:80)

Dalam surah yang Al-Waqi’ah diterangkan sebagai berikut:
ÞOçF÷ƒuätsùr& u$¨Z9$# ÓÉL©9$# tbrâqè? ÇÐÊÈ   óOçFRr&uä öNè?ù't±Sr& !$pksEtyfx© ôQr& ß`øtwU šcqä«Ï±YßJø9$# ÇÐËÈ   ß`øtwU $yg»oYù=yèy_ ZotÏ.õs? $Yè»tGtBur tûïÈqø)ßJù=Ïj9 ÇÐÌÈ  
71. Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu).
72. kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya?
73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.

Ayat di atas menjelaskan kegunaan kayu sebagai bahan bakar untuk manusia serta mengingatkan pada manusia untuk menjaga, memelihara, dan melestarikannya supaya hutan tersebut terus dapat dimanfaatkan untuk generasi berikutnya.
Rasulullah Saw sangat menganjurkan manusia untuk bertani sebagaimana hadits yang Diriwaytkan dari Anas r.a, Rasulullah Saw bersabda “tidaklah seorang muslim yang menanam sesuatu atau bertani sesuatu, lalu dimakan sebagiannya dimakan oleh burung, manusia, atau binatang, kecuali itu menjadi sedekah baginya”. (H.R. Bukhari)[8]
Hadits di atas terdapat kata “Menanam” di sini bukan hanya sekedar menanam tetapi juga merawat. Kata Menanam tersebut bukan hanya sekedar terfokus pada pertanian benih-benihan melainkan meliputi semua aspek tumbuh-tumbuhan yang perlu di lestarikan dan diambil manfaatnya.
Rasulullah bersabda  “Apabila hari kebangkitan telah dekat dan masing-masing kamu memegang benih di tangan, maka kamu harus menanamnya, jika mugkin, sebelum berdiri meninggalkan pekerjaan”. (H.R. Bukhari).
Hadits di atas apabila diamati dengan seksama, memberikan motivasi diri untuk selalu menanam meskipun kita yang menanam tidak menikmati hasilnya secara langsung namun tanaman tersebut merupakan ladang amal bagi kita.
5.       Air
Setiap makhluk hidup memerlukan Air untuk melangsungkan hidup. Allah berfirman dalam Q.S. ‘Abasa ayat 24-32, sebagai berikut:
$¯Rr& $uZö;t7|¹ uä!$yJø9$# ${7|¹ ÇËÎÈ   §NèO $uZø)s)x© uÚöF{$# $y)x© ÇËÏÈ   $uZ÷Kt7/Rr'sù $pkŽÏù ${7ym ÇËÐÈ   $Y6uZÏãur $Y7ôÒs%ur ÇËÑÈ   $ZRqçG÷ƒyur WxøƒwUur ÇËÒÈ   t,ͬ!#ytnur $Y6ù=äñ ÇÌÉÈ   ZpygÅ3»sùur $|/r&ur ÇÌÊÈ   $Yè»tG¨B ö/ä3©9 ö/ä3ÏJ»yè÷RL{ur ÇÌËÈ  
25. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), 26. kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, 27. lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, 28. anggur dan sayur-sayuran, 29. zaitun dan kurma, 30. kebun-kebun (yang) lebat, 31. dan buah-buahan serta rumput-rumputan, 32. untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

Sebagaimana Ayat yang telah dikemukakan di atas memberikan pernyataan bahwa Allah lah yang menurunkan air dari langit untuk kebutuhan makhluk hidup. Jika diamati lebih dalam bahwasanya potensi air bukan hanya untuk keperluan minum melainkan punya potensi lain seperti PLTA, Taman Laut dan lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri tentang potensi air karena perbandingan air dengan daratan adalah Dua banding Satu maka haruslah kita mencari temuan baru untuk memperdayakan air tersebut.
6.       Udara[9]
Allah Swt menciptakan sesuatu pasti mempunyai manfaat begitu juga dengan udara. Keadaan cuaca juga bisa menghasilkan sumber kekayaan. Contohny indonesia yang iklimnya tropis yang musimnya hanya dua yaitu Musim Panas dan Dingin.
Pada masa cuaca panas orang-orang cenderung membuat minuman-minuman dingin, rekreasi dan lain-lain begitu juga sebaliknya. Tidak hanya sekedar itu saja yang bisa di hasilkan. Dengan adanya udara manusia termotivasi untuk membuat mainan udara hingga yang kita rasakan saat ini transportasi udara yang begitu sangat bermanfaat.
D.                Manfaat Sumber Daya Alam
Dalam pemanfaatan sumber daya alam, Pertama, menciptakan keadilan sosial dan untuk kemaslahatan manusia.[10] Kedua, Dengan SDA ini diharapkan terjadinya kemakmuran dan keadilan jika dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketiga, islam berusaha untuk menghasilkan produksi sebanyak-banyaknya dengan cara yang halal dan baik, serta memberikan kebebasan hak kepemilikan tanpa adanya pencegahan-pencegahan.
Dalam pemanfaatan sumber daya alam ini, islam memberikan petunjuk sebagai berikut:
1.         Al-quran dan Al-Sunnah memberi peringatan bahwa ala telah ditundukkan untuk manusia sebagai salah satu sumber rizeki.
2.         Manusia adalah khalifah Allah yang mengatur, memanfaatkan, dan mmemberdayakan alam, sedangkan pemilik hakiki adalah Allah Swt.
3.         Islam mengizinkan pemanfaatan sumber daya alam baik untuk kepentingan individu maupun sosial.
4.         Manusia dalam memanfaatkan SDA harus memerhatikan dan menaati hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah, yaitu menjaga, memelihara, dan memakmurkannya, bukan merusak alam yang mengakibatkan punahnya keasrian dan keindahan alam semesta.

E.                Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang sempurna yang diciptakan oleh sang khaliq, yang membedakan manusia denan yang lain adalah akal. Manusia dikaruniakan akal untuk berfikir sehingga menghasilkan sesuatu lebih bermanfaat. Dengan akal tersebut manusia mampu untuk mengali potensi-potensi yang sudah ada di Alam ini.
Terkadang manusia banyak yang mementingkan diri sindiri sehingga menimbulkan konflik, karena sifat-sifat yang buruk inilah manusia itu dalam kerugian.
Banyak juga manusia yang melakukan israf (pemborosan) atau tabdzir (menghambur-hamburkan harta tanpa guna), hal ini terjadi karena keterbatasan akal mereka untuk memaknai terciptanya SDA tersebut.
Sseharusnya di dalam memperdayakan SDA hendaknya adanya keseimbangan antara pemanfaatan dan penaggulangan, Jangan hanya mengeksploitasi tanpa menghiraukan akibatnya.
Semua yang di ciptakan oleh Allah mempunyai manfaat masing-masing untuk dipergunakan untuk tercapainya unsur keadilan, ketentraman, dan kemaslahatan. Sehingga apapun yang ada disekitar kita dapat menghasilkan nilai ekonomis atau sumber kekayaan
Di dalam kebutuhan manusia tidak pernah puas dengan keadaan atau perasaan yang di rasaknnya tetapi di dalam islam, kepuasan itu tidak terbatas namun dibatasi[11], lain halnya dengan ekonomi konvensional (barat) yang menyatakan bahwa tingkat kepuasan sebenarnya tidak terbatas namun alat pemuas kebutuhan itu yang terbatas.
Mekanisme untuk mempercayakan SDA yaitu dengan cara mengolah sendiri, diserahkan kepada orang lain tanpa kompensasi ataupun dengan kompensasi seperti akad Muzara’ah (bagi hasil dalam bercocok tanam baik itu sepertiga, seperempat dan lainnya).


Referensi

1.             Prof. Dr. Akhmad Mujahidin, M.Ag, Ekonomi Islam, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada: 2007, hlm 29-34
2.             Eko Hadi Wiyono, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Akar Media: 2007
3.             Ir. H. Adiwarman Azwar karim, S.E.,M.B.A., M.A.E.P., Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam edisi ketiga, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2010
4.             Muhammad Fu’ad Abdul Baqi. Kumpulan hadits Shahih Bukhari Muslim. Solo: Insan Kamil, 2010.
5.             Al-quran word 2003


[1] Eko Hadi Wiyono, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Akar Media: 2007
[2] Prof. Dr. Akhmad Mujahidin, M.Ag, Ekonomi Islam, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada: 2007, hlm 29-34
[3] Ibid, hlm 31
[4] Ibid, hlm 35
[5] Ir. H. Adiwarman Azwar karim, S.E.,M.B.A., M.A.E.P., Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam edisi ketiga, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2010, hlm 65-66
[6] Op.cit, hlm 37
[7] Ibid, 38
[8] Muhammad Fu’ad Abdul Baqi. Kumpulan hadits Shahih Bukhari Muslim. Solo: Insan Kamil, 2010, hlm 429
[9] Udara adalah Segala sesuatu yang berhubungan dengan penerbangan dan kehidupan; Keadaan Cuaca atau Hawa
[10] Op.cit, hlm 30
[11] Q.S Al-an’aam: 141, dan Q.S Al-A’raaf: 31


Komentar